Lompat ke konten
Home » How Low Can You Go?

How Low Can You Go?

Kembali semalam harga emas dunia terkorekasi secara significant. Penyebabnya tidak lain adalah semakin perkasanya US$ yang dipakai untuk membeli emas saat ini.

Bagi Anda yang browsernya memiliki minimum flash player-6 akan dapat menyaksikan US$ index speedometer yang mendekati red zone . Saat saya tulis artikel ini angkanya menunjukkan 76.87 ; saat Anda baca kemungkinan besar angkanya berbeda karena speedometer bekerja real time, akan selalu mengambil angka paling mutakhir saat Anda membukanya.

Lantas pertanyaan yang sering sampai ke saya dalam situasi ini adalah sampai berapa rendah harga emas akan turun…. How Low can You Go…? . Jujur ini adalah pertanyan yang tidak pernah bisa saya jawab; pengetahuan masa depan hanya milik Allah semata.

Yang saya tahu hanyalah sejarah, dimana dalam peradaban manusia zaman apapun di belahan dunia manapun – belum pernah terjadi emas dan perak menjadi barang yang tidak berharga.

Bila uang kertas dari waktu ke waktu ada mencatatkan sejarah kegagalannya seperti di Indonesia (1965/1966 dan 1997/1998); Jerman 1923; Zimbabwe 2008 dan berbagai cerita kegagalan lainnya; maka tidak ditemukan sejarah kegagalan uang emas atau perak.

Jadi, bisa saja harga Emas/Dinar turun sampai ke Angka yang rendah seperti sekarang ini atau bahkan lebih rendah lagi; namun Emas/Dinar tidak akan kehilangan nilai tukar atau daya belinya terhadap komoditi yang dibutuhkan manusia.

Bila sudah terbukti dari hadits Rasulullah SAW bahwa semasa beliau hidup harga kambing adalah dalam kisaran 1 Dinar; sekarang setelah lebih dari 1400 tahun 1 Dinar tetap dapat untuk membeli 1 kambing yang besar – maka tidak ada alasan yang sifatnya ilmiah apapun yang akan bisa membantah realita ini.

Disamping keyakinan kita, berangkat dari fakta-fakta tersebut saya secara pribadi tetap memilih Emas/Dinar sebagai pilihan investasi maupun sebagai uang masa depan kita. Harga emas internasional yang lagi rendah dapat kita manfaatkan sebaik mungkin untuk menyebar luaskan Dinar secara lebih merata – karena Dinar lagi sangat murah sekarang.

Selain emas/Dinar, tentu investasi sektor riil tetap menjadi pilahan saya dan akan terus saya elaborate kemungkinan menyebar luaskannya. Sebaliknya investasi saham dan deposito sudah 10 tahun saya tinggalkan setelah kapok dengan peristiwa 1997/1998.

Mungkin juga ini yang dimaksud oleh hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar ibnu Abi Maryam bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, ”Masanya akan tiba pada umat manusia, ketika tidak ada apapun yang berguna selain Dinar dan Dirham.” (Masnad Imam Ahmad Ibn Hanbal).

Wallahu A’lam bi Showab.

Baca Selanjutnya
Antara Kambing, Minyak dan Emas

Komentar ditutup.

Malcare WordPress Security