Lompat ke konten
Home » Archives for Juni 2011

Juni 2011

Antara Kambing, Minyak dan Emas

Dalam banyak kesempatan ketika saya menjelaskan tentang stabilitas daya beli emas atau Dinar terhadap kebutuhan pokok manusia, saya sering menggunakan bukti kambing ukuran baik standar qurban yang selalu bisa dibeli dengan satu koin Dinar sejak lebih dari 1400 tahun lalu. Meskipun bukti ini berdasarkan hadits dan data empiris jaman ini, temen-temen saya para ekonom sering menganggap bukti berdasarkan harga kambing tersebut agak ndeso – sehingga ada keengganan mereka untuk mengakuinya sebagai bukti yang ilmiah.

Tetapi karena kambing hanyalah salah satu representasi kebutuhan pokok manusia (mewakili kebutuhan makanan), kestabilan daya beli emas ini sesungguhnya juga bisa dibuktikan berdasarkan statistik modern. Hanya statistik harga kambing yang panjang tidak mudah diperoleh, maka saya ingin membuktikan kestabilan daya beli emas ini terhadap kebutuhan pokok lainnya yang lebih available data statistik-nya.

Untuk ini saya gunakan data statistik harga minyak mentah dunia sejak berakhirnya Perang Dunia II – yaitu sejak 1946 hingga 2011 ini. Harga minyak kemudian kita sandingkan antara harga dalam US$ dengan harga dalam satuan gram emas. Hasilnya dapat kita lihat pada grafik dibawah.

Grafik Harga Minyak dalam US$ dan Emas

Oil Price in US$ and in Gold

Baca Selengkapnya »Antara Kambing, Minyak dan Emas

Denasionalisasi Mata Uang Versi Pemenang Nobel Ekonomi

Denationalisation of Money - a new book from F.A. Hayek

Tahun 1974 – Tiga tahun setelah presiden Amerika Richard Nixon mengguncang dunia dengan Nixon Shock-nya, ekonomi dunia memasuki ketidak pastian baru yang sangat serius. Di Amerika sendiri dalam periode 3 tahun itu data resmi pemerintah untuk Consumer Price Index ‘hanya’ naik sekitar 21 %, tetapi harga emas dalam Dollar – yang lebih bisa diandalkan untuk mengukur daya beli  uang Dollar  yang sesungguhnya – naik hampir empat kalinya, yaitu dari US$ 40.80/Oz (1971) menjadi 159.26/Oz (1974). Di tengah ketidak pastian inilah, The Royal Swedish Academy of Science menganugerahkan hadiah Nobel dibidang ilmu ekonomi kepada seorang ekonom tua (75 th) Frederich August Von Hayek (1899-1992) untuk karya-karya dan pemikirannya – yang dipandang sangat relevan untuk saat itu.

 

 

Kurang lebih setengah abad sebelumnya Hayek muda juga sudah memperingatkan dunia di jamannya akan kemungkinan terjadinya depression serius yang kemudian bener-bener terjadi di tahun 1929 yang disebut great depression. Dengan apa ekonom seperti Hayek ini mampu memprediksi krisis jauh sebelum krisis itu terjadi ?. Salah satunya adalah dengan menggunakan informasi pergerakan harga-harga (inflasi) yang di trigger oleh kebijakan moneter dan ekpansi kredit dalam suatu negara.

Dua tahun setelah menerima hadiah Nobel, tulisan dan pemikiran si Hayek yang kemudian dikenal dengan Hayekian Theory ini dibukukan antara lain dengan tema yang masih sangat relevan dengan jaman ini – yaitu tentang mata uang. Buku yang pertama terbit tahun 1976 tersebut berjudul “Denationalisation of Money : The Argument Refined, An Analysis of the Theory and Practice of Concurrent Currencies”. Versi yang saya baca adalah edisi tahun 1990, terbitan dari The Institute of Economic Affairs – London.

Baca Selengkapnya »Denasionalisasi Mata Uang Versi Pemenang Nobel Ekonomi

Aset dan Kemakmuran Anda : Reducing, Preserving or Producing

Dalam kaitannya dengan pengaruh terhadap dinamika kemakmuran Anda, aset-aset Anda dapat dikategorikan menjadi tiga jenis aset yaitu yang disebut Wealth Reducing Assets – aset yang justru menggerogoti kemakmuran Anda, Wealth Preserving Assets – aset yang mampu mempertahankan kemakmuran Anda, dan Wealth Producing Assets – aset yang meningkatkan kemakmuran Anda. Pengetahuan akan ketiganya akan meningkatkan kemampuan Anda mengelola aset-aset Anda secara optimal, untuk memakmurkan Anda sendiri dan orang-orang di sekitar Anda.

Mungkin Anda bertanya, kok Ada jenis aset yang justru menggerogoti kemakmuran ?. Ilustrasinya begini, bila Anda sekarang memiliki uang Rp 5,000,- uang tersebut dapat Anda belikan beras 1 kg yang dapat untuk konsumsi Anda sekeluarga dalam dua hari. Bila uang Anda tersebut tidak dibelikan beras sekarang, disimpan dengan jumlah yang sama – maka 4 tahun lagi uang yang sama tersebut hanya cukup untuk membeli 0.5 kg beras – yang hanya cukup untuk konsumsi 1 hari. Jadi dalam hal ini uang kertas yang Anda pegang/simpan saja – menjadi Wealth Reducing Asset atau aset yang mengurangi kemakmuran Anda.

Tidak hanya Rupiah, hal yang sama terjadi pada Dollar. Bila US$ 1 sekarang  hampir cukup untuk membeli 1 liter bensin di pom-pom bensin asing yang kini marak di jabodetabek, lima tahun lagi uang Dollar yang sama tidak akan cukup untuk membeli 1/2 liter bensin. Jadi Dollar Anda juga termasuk kategori Wealth Reducing Asset.

Bahkan ketika Rupiah atau Dollar tersebut di depositokan dengan hasil rata-rata 7% untuk Rupiah dan 2.5 % untuk Dollar, dalam lima tahun terakhir sejak januari 2006 Rupiah dan Dollar ini tetap menjadi Wealth Reducing Assets karena pertumbuhan nilainya kalah dengan inflasi yang menurunkan daya belinya terhadap bahan pangan misalnya.

Baca Selengkapnya »Aset dan Kemakmuran Anda : Reducing, Preserving or Producing

Gold Based Capital : Menumbuhkan Sektor Riil Untuk Melawan Inflasi

Di dunia perbankan ada istilah Capital Adequacy Ratio (CAR) atau Rasio Kecukupan Modal, yaitu suatu rasio yang menggambarkan perbandingan antara modal bersih yang dimiliki suatu bank dengan total asetnya – setelah memperhitungkan faktor risiko. Mirip dengan ini di dunia asuransi dikenal istilah Risk Based Capital (RBC), yaitu kekayaan bersih perusahaan juga setelah diperhitungkan dengan faktor-faktor risiko. Keduanya memiliki kesamaan yaitu aset perusahaan yang sesungguhnya yang dimiliki oleh bank atau asuransi – sangat bisa jadi tidak sebesar asset yang diperhitungkan berdasarkan standar akuntansi – setelah faktor-faktor risikonya dimasukkan dalam perhitungan. Lantas bagaimana dengan aset pribadi atau perusahaan Anda, berapa nilai yang sesungguhnya ?, tumbuhkah atau malah menyusut ?

Saya tidak akan memperkenalkan formula yang njlimet seperti perhitungan CAR di perbankan atau RBC di asuransi untuk menghitung nilai sesungguhnya dari aset pribadi atau perusahaan Anda, saya perkenalkan saja apa yang saya sebut Gold Based Capital (GBC) – yang mengukur nilai riil aset Anda dengan menggunakan standar harga emas.

Untuk mudahnya dipahami konsep ini saya gunakan ilustrasi berikut : anggap lima tahun lalu (2006) Anda punya aset uang  sebesar lima unit (bisa satuan apa saja milyar Rupiah, juta dollar dlsb). Anda investasikan secara terpisah masing-masing satu unit ke Deposito Rupiah (asumsi hasil rata-rata 7 %), Deposito Dollar (asumsi hasil rata-rata 2.5%), Saham (asumsi hasil mengikuti pergerakan IHSG), Emas untuk nantinya dijual ke Rupiah ( asumsi apresiasi nilai mengikuti harga emas dalam Rupiah) dan Emas yang nantinya dijual ke Dollar (asumsi apresiasi mengikuti harga emas dalam US Dollar).

Setelah lima tahun berlalu (2011),  berdasarkan asumsi-asumsi tersebut diatas pertumbuhan masing-masing aset Anda akan menjadi seperti pada grafik dibawah.

Malcare WordPress Security