Lompat ke konten
Home » Archives for Oktober 2011

Oktober 2011

Awalnya Adalah Inflasi

Gerakan Occupy Wall Street di Amerika Serikat beberapa pekan terakhir sepertinya menyampaikan pesan yang serius, bahwa ada yang salah dengan system ekonomi kapitalis yang sekarang mendominasi dunia. Bahkan karena common problem kapitalisme ini pula gerakan serupa mudah menjalar ke negeri lain seperti Jerman misalnya, maka lahirlah di negeri itu gerakan Occupy Berlin. Tetapi sebenarnya bagian mananya dari kapitalisme yang diprotes oleh rakyat dunia ini ?

Dari sekian banyak cacat bawaan kapitalisme, satu yang umum dan menyengsarakan rakyat adalah inflasi. Ketika pemerintah negara-negara di dunia mencetak uangnya secara berlebihan, maka mayoritas penduduknya akan menderita karena inflasi ini. Mereka telah bekerja sekuat tenaga tetapi penghasilannya tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhannya, inilah yang membuat rakyat di Amerika marah yang kemudian menular ke negara-negara besar lainnya.

Di tahun ini pula, kemarahan serupa terjadi di beberapa negara yang sampai menumbangkan pemerintahannya. Awalnya di Algeria ketika Januari lalu rakyatnya menuntut agar pemerintahnya memberikan (menurunkan harga) gula, demo ini sampai membawa 8 orang meninggal. Demo serupa ditiru di negeri tetangganya Tunisia yang berakhir dengan tumbangnya pemerintahan Ben Ali. Menular lagi ke Mesir hingga jatuhnya Hosni Mubarak, terus menular ke Libya  hingga jatuhnya Ghadafi – meskipun di Libya sebenarnya inflasi bukan menjadi isu, ke Syria dengan begitu banyak korban dan belum berakhir hingga kini. Di Indonesia kita juga pernah mengalami hal yang serupa, inflasi tinggi yang membawa kejatuhan Presiden Pertama dan Kedua negeri ini.

Namun sebenarnya bagi rakyat ada hal yang lebih penting ketimbang jatuhnya suatu rezim, yaitu teratasinya masalah yang mendasar yang menjadi pemicu ketidak puasan rakyat terhadap pemerintahnya – salah satunya ya inflasi itu tadi.

Baca Selengkapnya »Awalnya Adalah Inflasi

Harga Emas : Noise Dari Eropa

Kemarin sampai pagi ini harga emas kembali menyentuh harga terendahnya di pasar internasional, semalam bahkan sempat diperdagangkan pada kisaran US$ 1,612/Ozt. Meskipun belum mencapai angka terendah yang mungkin bisa tercapai dalam perkiraan saya dua pekan lalu di kisaran US$ 1,300-an/Ozt, angka sekarang sudah sangat rendah karena telah turun sekitar 15 % dari angka tertingginya satu setengah bulan lalu pada US$ 1,895/Ozt (05/09/11). Posisi terendah saat ini kurang lebihnya adalah setengah perjalanan menurun yang mungkin bisa ditempuh harga emas dunia, apabila perjalanan menurunnya ini mengikuti pola krisis 2008.

Pertanyaaannya adalah, apa yang menyebabkan penurunan yang drastis ini ?  Bukankah Eropa sedang mengalami krisis sehingga orang membutuhkan safe haven ?

Betul Eropa sedang berada di puncak krisisnya, bahkan bila pertemuan akhir pekan ini di antara pemimpin-pemimpin mereka tidak mencapai solusi penyelamatan yang berarti – maka krisis akan tereskalasi dalam skala yang lebih besar dan lebih luas dampaknya. Dan betul bahwa pasar membutuhkan safe haven ketika krisis semacam ini terjadi, tetapi ketika krisis kali ini di Eropa dan kepercayaan dunia terhadap Euro runtuh – maka untuk sementara safe haven pertama yang ditubruk dahulu oleh pelaku pasar adalah US Dollar.

Mengapa bukan emas ? karena realitanya para pelaku usaha masih membutuhkan Dollar sebagai instrument berbagai transaksi perdagangan dan usahanya. Ketika Euro ditinggalkan dan pasar beralih ke Dollar – maka  demand terhadap US Dollar sementara meningkat dan price-nya tentu juga meningkat. Nilai tukar Dollar yang meningkat relative terhadap berbagai mata uang dunia – dan terutamanya tentu Euro – inilah yang membuat harga emas dalam Dollar menurun.

Meskipun harga emas dunia lagi rendah dan bisa turun ke angka yang lebih rendah lagi, saya masih mengkategorikannya sebagai noise dan bukan signal. Mengapa demikian ?

Baca Selengkapnya »Harga Emas : Noise Dari Eropa

Gold Long-Term Trend : Kemana Harga Emas Bergerak?

Hari-hari ini harga emas dunia lagi relatif rendah dibandingkan harga-harga tertingginya bulan lalu. Bagi para pemain baru yang membeli saat  euphoria emas dan bahkan mengantri untuk membeli emas ketika harga menyentuh kisaran US$ 1,900/Ozt, harga sekarang yang dibawah US$ 1,700/Ozt  atau mengalami penurunan  sekitar 11 % – pastilah mengecewakan. Namun bila Anda termasuk pemain baru ini, dan tidak buru-buru membutuhkan dana Rupiah – Anda tidak perlu terlalu kawatir karena secara statistik long-term trend harga emas masih kuat mendorong ke atas.

Salah satu cara melihat trend jangka panjang ini yang dilakukan oleh para profesional di pasar adalah dengan membandingkan rata-rata bergerak sederhana (simple moving average – saya singkat saja SMA) dari periode yang lebih panjang, dengan rata-rata bergerak sederhana untuk periode yang lebih pendek.

Baca Selengkapnya »Gold Long-Term Trend : Kemana Harga Emas Bergerak?

Dinaria Episod 007 : Mengurai Benang Kusut Kemiskinan

Setelah perjalanan panjang mengunjungi rakyatnya di lima benua, Sang Pemimpin merenung memikirkan apa saja yang baru ditemuinya. Dalam hatinya ia bertanya-tanya, mengapa dalam abad yang paling pesat kemajuannya sepanjang sejarah peradaban manusia – justru jumlah orang miskin di dunia juga meningkat sangat pesat ?. Mengapa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mampu meredam kemiskinan ?.  Mengapa piramida kemiskinan semakin membengkak kebawah, sementara kelompok makmur di paling atas semakin kecil persentasenya tetapi semakin luar biasa kemakmurannya ?

Dilihatnya system yang menimbulkan pemiskinan global ini seperti benang yang sangat kusut, yang harus ditemukan ujung-ujung nya dahulu sebelum bisa diurai.  Maka dipanggillah tujuh orang menterinya untuk membantu memikirkan dan  menemukan ujung-ujung dari benang kusut ini.

Ujung pertama yang ditemukan adalah system uang kertas. Dalam banyak hal memang system ini memberikan kemudahan, namun karena pencetakannya yang tidak terkendali telah membuat hasil kerja keras rakyat di seluruh dunia menguap melalui proses yang namanya inflasi.  Bahkan pernah terjadi di abad yang lalu, nilai kekayaan 200 juta lebih penduduk suatu negeri – lenyap ¾-nya dalam krisis yang mereka sebut sebagai krisis moneter, yang membuat daya beli rata-rata uangnya tinggal seperempat  dari daya belinya sebelum krisis.

Untuk mengurai benang kusust pemiskinan yang disebabkan oleh uang kertas ini, maka uang dikembalikan ke asal uang berabad-abad sebelumnya. Uang dikembalikan ke komoditi riil yang membawa nilai intrinsik dan nilainya ditentukan berdasarkan mekanisme pembentukan harga di pasar sempurna.  Untuk mengatasi problem ketidakpraktisannya,  diberdayakan teknologi informasi dan mobile media yang memang sudah sangat maju saat itu dan terjangkau oleh nyaris seluruh penduduk bumi.

Baca Selengkapnya »Dinaria Episod 007 : Mengurai Benang Kusut Kemiskinan

Malcare WordPress Security