Lompat ke konten
Home » Archives for November 2011

November 2011

Pilihan Investasi : Antara Saham vs Emas

Saya sering sekali mendapatkan pertanyaan yang terkait pilihan investasi antara saham atau emas, baik dari kalangan investor individu maupun korporasi. Saya sudah pernah menulisnya dari thesis S 2 Ibu Sri Pangestuti lebih dari setahun lalu – juga dalam beberapa tulisan sebelumnya, namun karena masih banyak pertanyaan dan juga sambil meng-update data – analisa sejenis saya munculkan lagi dalam tulisan ini dengan data yang lebih baru.

Data-data yang saya gunakan dalam tulisan ini berasal dari dua sumber yaitu dari Kitco untuk data emas, dan dari saluran Yahoo Finance untuk data bursa saham dunia yang terwakili oleh Dow Jones Industrial Average (DJIA) maupun saham-saham di Indonesia Stock Exchange yang terwakili melalui IHSG-nya. Masing-masing saya ambil data untuk lima tahun untuk dapat menggambarkan situasi yang berkembang dalam perekonomian Indonesia maupun global akhir-akhir ini.

Saya tidak akan gunakan analisa teknis, tetapi cukup dengan menggunakan tiga ilustrasi dibawah untuk memberi gambaran mana yang lebih menarik bila harus memilih investasi antara saham atau emas.

Grafik pertama dibawah memberikan ilustrasi kinerja saham-saham di dunia yang terwakili oleh DJIA. Dengan mudah kita bisa melihat bahwa kinerja DJIA cenderung menurun dari kisaran angka 12,500 ke kisaran 11,500 dalam lima tahun terakhir, sebaliknya pada periode yang sama harga emas melonjak dari kisaran angka US$ 600-an/ozt ke kisaran angka mendekati US$ 1,800/ozt.

Baca Selengkapnya »Pilihan Investasi : Antara Saham vs Emas

Dinaria Episode 008 : Membangun Karakter Melalui Makanan

Ketika negeri Dinaria terbentuk oleh keinginan bersama rakyat dunia, negeri-negeri geografis yang ada di dunia sedang berada pada puncak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya –  tetapi mereka juga sedang berada dalam titik nadir dalam hal karakter rakyat dan para pemimpinnya. Kebrutalan, keserakahan, kecurangan, korupsi, ketidak adilan, jual beli hukum dan sejenisnya menjadi hal yang lumrah di masyarakat saat itu. Hadirnya Sang Pemimpin yang menerapkan Undang-Undang dari Sang Pencipta langsung menjadi harapan baru, tetapi dari mana mulai membangun kembali karakter umat yang lagi luluh lantak ini ?

Selain system hukum, ekonomi, pendidikan, politik, pemerintahan dan lain sebagainya yang pada waktunya akan diceritakan secara detil, Sang Pemimpin ingin memulai dengan hal yang relatif lebih ringan tetapi berdampak luar biasa pada karakter bangsa baru yang sedang dibangunnya, mulai dari kepentingan semua rakyatnya, yaitu dari makanannya.

Kebrutalan dan keserakahan rakyat dunia ternyata tidak terlepas dari kebiasaan makan rakyat dunia ketika berada di titik nadir tersebut diatas. Kebiasaan buruk ini terkait dengan cara perolehan makanan, distribusi makanan, jenis makanannya itu sendiri sampai frekwensi berapa kali makan dalam seharinya.

Cara perolehan makanan yang buruk yang tidak halal menghasilkan anak-anak yang sulit dididik. Anak-anak yang sulit dididik ini ketika dewasa akan memperburuk tabiat dalam perolehan makanannya – lebih buruk dari orang tuanya, otomatis anak-anak mereka akan lebih buruk lagi dan seterusnya. Tanpa upaya membalik arah cara-cara perolehan makanan maka generasi demi generasi akan terus mengalami degradasi karakter. Pengawasan pasar dan perilaku pelaku ekonomi menjadi solusi untuk ini.

Distribusi pangan yang tidak adil di seluruh dunia menyebabkan sebagian wilayah dunia sangat kekurangan, sedangkan di wilayah lain berlebihan. Ini menjadi sumber ekploitasi si miskin oleh si kaya. Solusinya negeri baru membentuk badan yang mengelola distribusi pangan ini secara adil, kelebihan produksi dari satu wilayah dibeli dengan harga yang baik oleh negara dan didistribusikan ke daerah yang kekurangan juga dengan harga yang baik.

Baca Selengkapnya »Dinaria Episode 008 : Membangun Karakter Melalui Makanan

Kemana Harga Emas Akhir Tahun 2011?

Krisis di Eropa sejak beberapa bulan lalu mulai membawa korbannya, dua pemimpin negara terpaksa mundur bulan ini yaitu di Yunani George Papandreou digantikan oleh Lucas Papademos, dan tidak lama kemudian  di Italy Perdana Menteri Silvio Berlusconi terpaksa mundur digantikan sementara  oleh Mario Monti. Krisis di Eropa ini nampaknya masih akan terus membawa korban, tetapi korban-korban berikutnya kemungkinan sudah bukan para pemimpinnya sendiri melainkan para pemain pasar dan pelaku usaha.

Ketidakpastian ekonomi yang luar biasa di Eropa ini sementara akan ‘menyembunyikan’ masalah yang tidak kalah besarnya di Amerika. Dua ekonomi besar yang sama-sama buruk (Uni Eropa dan Amerika) inilah yang akan terus mengguncang pasar dalam beberapa pekan kedepan setidaknya sampai akhir tahun.

Terhadap harga emas dunia yang dinilai dalam US Dollar, krisis tersebut akan memiliki pengaruh berbeda untuk jangka pendek dan jangka panjang. Bila krisis di Eropa yang meningkat, awalnya pasar emas merespon naik karena investor membutuhkan safe heaven untuk mengamankan aset-asetnya, namun ketika krisis terus memuncak dan mereka membutuhkan alat transaksi untuk tetap menjalankan usahanya – maka mereka akan berburu Dollar yang berakibat pada turunnya harga emas oleh dua sebab yaitu naiknya daya beli Dollar dan meningkatnya supply emas (karena banyak yang menjualnya).

Pasca puncak krisis di Eropa , harga emas akan terus meningkat karena daya beli uang kertas yang menurun disebabkan oleh metode penyelesaian krisis melalui pencetakan uang dalam jumlah besar dengan berbagai sebutannya.

Baca Selengkapnya »Kemana Harga Emas Akhir Tahun 2011?

Yunani Bimbang, Pasar Emas Dunia Goyang

Yunani hari-hari ini digambarkan seperti kapal Titanic besar yang sedang tenggelam dengan cepat, alih-alih sang nakhkoda menyerukan penumpang untuk segera melompat ke sekoci – nakhkoda malah mengajak penumpangnya melakukan voting terlebih dahulu untuk menentukan perlu tidaknya melompat ke sekoci. Bisa Anda bayangkan apa yang akan terjadi kemudian ?

Setelah dengan susah payah para pemimpin negeri-negeri sekitarnya di Euro Zone berusaha menyelamatkan negeri tetangganya – Yunani , antara lain dengan  memangkas hutangnya sebesar 50 % pekan lalu, eh malah pemimpin negeri itu mengajak rakyatnya untuk melakukan referendum terlebih dahulu tentang bailout  yang ditawarkan negeri-negeri tetangganya tersebut. Bagaimana kalau bailout ini ditolak oleh rakyat ?  Bagaimana kalau penolakan ini bukan karena pemahaman, tetapi karena faktor kebangsaan yang sempit misalnya ?

Bila bailout ditolak oleh rakyatnya, Yunani berpeluang bangkrut lebih besar dalam jangka pendek. Bila Yunani bangkrut, maka bank-bank dan para kreditor juga akan terseret ke pusaran kebangkrutan. Demikian pula negeri-negeri tetangganya, dan demikian pula Uni Eropa dengan Euro-nya. Inilah mengapa di hari  diumumkannya referendum tersebut kemarin pasar dunia tergoncang, Index DOW, NASDAQ dan S & P 500 jatuh masing-masing 2.48 %, 2.89 % dan 2.79 %.

Emas demikian pula sempat tergoyang ke angka US$ 1,680/Ozt sebelum akhirnya pulih mendekati US$ 1,720/Ozt menjelang penutupan pasar.  Perilaku terhadap emas yang berfluktuasi drastis ini menggambarkan kepanikan pasar, seolah bumi Eropa akan runtuh sehingga pasar rame-rame meninggalkan Euro berburu Dollar – kemudian Dollar meningkat dan harga emas jatuh.  Tetapi segera pasar sadar bahwa bila Eropa jatuh, Amerika pasti terseret ke pusaran yang sama – maka pasarpun kembali berburu emas.

Baca Selengkapnya »Yunani Bimbang, Pasar Emas Dunia Goyang

Malcare WordPress Security