Lompat ke konten
Home » Pemilihan Presiden Amerika dan Harga Emas

Pemilihan Presiden Amerika dan Harga Emas

Harga emas naik

Dunia dalam dua hari kedepan akan memusatkan perhatian pada hasil pemilu presiden Amerika yang dijadwalkan akan mulai bisa diketahui besuk  sore (6/11/2012) waktu setempat atau lusa pagi waktu kita. Hasil pemilu ini menarik perhatian begitu banyak pihak, termasuk para pemain perdagangan emas dunia – karena pengaruhnya memang bisa significant. Seperti apa harga emas pasca pemilu presiden AS tersebut ? berikut kira-kira scenario-nya.

Pemilu kali ini akan ketat dan bahkan mungkin tidak segera bisa diketahui hasilnya. Bila terjadi saling claim kemenangan seperti yang pernah terjadi dalam persaingan antara George W Bush vs Al-Gore tahun 2000, maka dampak langsungnya akan buruk bagi ekonomi Amerika – buruk bagi Dollar – dan harga emas bisa terkatrol naik.

Bila Obama menang, tidak akan banyak perubahan terjadi. Ben Bernanke tetap akan menjabat sebagai Chairman of the Fed, kebijakan Quantitative Easing akan terus berlanjut – harga emas akan naik turun sejalan dengan hasil pertemuan FOMC yang berlangsung sekitar 8 kali dalam setahun.

Hasil FOMC ini biasanya juga sejalan dengan perkembangan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dlsb. Ketika ekonomi membaik, lapangan kerja tumbuh melebihi harapan – maka Quantitative Easing yang sudah dijadwalkan bulanan sekitar US$ 40 milyar – bisa saja tidak di realisir. Bila ini terjadi maka harga emas akan turun.

Bila Mitt Romney yang menang, kemungkinan besar dia akan mengganti Chairman of the Fed dari Ben Bernanke dengan orangnya sendiri. Pasar akan berpersepsi bahwa akan ada perubahan besar dalam kebijakan moneter AS. Quantitative Easing bisa tidak dilanjutkan. Persepsi ini saja akan bisa membawa pada kejatuhan harga emas dalam waktu dekat. Harga emas yang sudah rendah kini, bisa terus menurun dalam satu sampai dua bulan kedepan – bila Mitt Romney yang menang.

Dalam jangka yang sedikit lebih panjang, siapapun yang dipasang Mitt Romney untuk menggantikan Ben Bernanke sebagai Chairman of the Fed – kemungkinannya akan tetap mencetak uang dari awang-awang meskipun namanya bisa berbeda dari Quantitative Easing. Lebih-lebih sejak kampanye Mitt Romney sudah keburu nge-cap China sebagai melakukan currency manipulator, dia pasti melawannya dengan cara yang kurang lebih sama – yaitu menurunkan daya beli Dollar agar bisa bersaing dengan China.

Setelah dua bulan berlalu atau tepatnya akhir 2012 sampai awal 2013, siapapun yang menang akan menghadapi masalah yang sama – dilemma yang luar biasa berat yang oleh Ben Bernanke sendiri disebutnya sebagai Fiscal Cliff  atau Jurang Fiskal.

Fiscal Cliff yang akan terjadi pada akhir tahun 2012/awal 2013 tersebut adalah karena saat itu akan berakhir undang-undang insentif pajak (Tax Relief), re-otorisasi jaminan terhadap pengangguran (Unemployment Insurance Reauthorization), undang-undang penciptaan lapangan kerja 2010 (Job Creation Act 2010) dan undang-undang penurunan anggaran (Budget Control Act 2010).

Baca Selanjutnya
Dinar Emas Harga Subsidi

Bila sejumlah undang-undang tersebut berakhir dengan sendirinya, maka akan terjadi kondisi dimana belanja masyarakat menurun ditengah meningkatnya pajak. Para analis memperkirakan akan terjadi konstraksi ekonomi Amerika antara US$ 400 Milyar sampai US$ 600 Milyar. Dampak Fiscal Cliff ini adalah menurunnya pertumbuhan ekonomi AS bahkan bisa kearah depresi, nilai US$ akan terseret jatuh dan harga emas dalam US$ akan melonjak.

Diperkirakan akan terjadi negosiasi yang alot antara pemerintah Amerika saat itu – siapapun presidennya dengan congress. Lebih-lebih negosiasi itu harus dilakukan hanya selang kurang dari dua bulan setelah pemilu. Trauma kekalahan dalam pemilu (siapapun yang kalah) akan berpengaruh pada proses negosiasi. Selama negosiasi ini harga emas akan cenderung naik.

Bila negosiasi ketemu, seluruh undang-undang tersebut sebagian atau keseluruhannya bisa diperpanjang – maka Fiscal Cliff tidak terjadi. Lantas dengan apa pemerintah AS akan membiayai pertumbuhan ekonominya ?.

Mungkin namanya bisa saja  berbeda dengan Quantitative Easing, tetapi intinya sama yaitu mencetak uang dari awang-awang. Dampak dari inipun adalah penurunan daya beli Dollar dan berarti harga emas juga naik.

Jadi bila di awal pekan ini harga emas sudah jatuh, kemungkin berlanjut sampai bulan depan – maka ini akan menjadi kesempatan baik bagi yang ingin mengamankan aset-nya sebelum Fiscal Cliff terjadi di AS yang akan menyeret seluruh ekonomi dunia dalam pusaran krisisnya, atau bila Fiscal Cliff bisa dihindari mereka akan terus melanggengkan rezim penurunan daya beli uang mereka dengan Quantitative Easing atau apapun namanya.

Wa Allahu A’lam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Malcare WordPress Security