Lompat ke konten
Home » madness of crowds

madness of crowds

Investasi Anut Grubyug

Ada teman saya yang ahli pertanian dan telah lebih dari seperempat abad terjun langsung di lapangan dengan ilmu dan pengalamannya, dia kini piawai memilih apa-apa yang ditanamnya dan apa yang tidak. Yang dia tanam kini mayoritasnya adalah tanaman jangka panjang yang telah diriset dengan baik pasarnya hingga sepuluh dua puluh tahun kedepan, yang dia tidak tanam adalah tanaman-tanaman musiman yang mudah sekali ditiru orang dan mudah terjadi over supply ketika musim panen tiba.

Di tanaman semusim-pun dia dahulu melakukan riset dengan teliti kebutuhan pasarnya, sehingga dia awalnya menanam jenis-jenis tanaman yang sering berbeda dengan yang ditanam orang lain.  Namun kemudian karena melihat hasilnya, banyak petani lain suka ‘ngintip’ apa yang ditanam teman saya ini kemudian  mengikutinya. Lama kelamaan yang mengikutinya cukup banyak sehingga ketika panen tiba kembali over supply dan harga jatuh.

Demikianlah rata-rata petani kita, ketika tetangganya sukses bertanam melon maka dia ikut-ikutan menanam melon,  bila ada yang sukses bertanam cabe – maka rame-rame nanam cabe yang buntutnya tidak menguntungkan siapapun karena ketika musim panen selalu anjlog harganya.

Tetapi kebiasaan anut grubyug ini sesungguhnya bukan monopoli para petani saja, hampir seluruh perilaku masyarakat mengikuti pola ini – pola kegilaan massal atau dalam bahasa Inggrisnya disebut madness of crowds – tetapi saya sendiri lebih menyukai istilah bahasa jawa yang saya anggap pas yaitu anut grubyug tadi.

Baca Selengkapnya »Investasi Anut Grubyug

Malcare WordPress Security