Lompat ke konten
Home » perak

perak

Dinar & Dirham : Risk and Return

Dinar DirhamDinar dan Dirham adalah ibarat sejoli yang hidup berdampingan dalam system mata uang Islam. Bila di situs ini tulisan saya selama ini masih lebih fokus ke Dinar – ini adalah karena Dinar lebih praktis pengelolaannya,  lebih rendah risikonya dan juga lebih rendah komponen biaya cetak untuk pengadaannya. Namun seiring dengan permintaan Dirham yang mulai juga tumbuh, insyaAllah kamipun akan meresponse permintaan tersebut secara memadai dalam waktu dekat. Sama dengan Dinar kami yang sekarang dicetak oleh LM-Antam dan PERURI, Dirham kamipun selain dicetak oleh LM-Antam seperti yang terjadi selama ini – juga akan dicetak oleh PERURI untuk menambah pilihan yang ada di masyarakat dan juga menambah supply.

Dibandingkan dengan Dinar yang sudah dikenal luas lebih dahulu oleh masyarakat, setidaknya tiga masalah tersebut diatas yaitu kepraktisan, risiko dan biaya cetak perlu dipahami juga oleh masyarakat sebelum Dirham ini juga digunakan secara luas sebagaimana Dinar.

Pertama adalah dari sisi kepraktisan, specific grafity emas adalah 19,320 kg/m3 sedangkan perak memiliki specific grafity 10,490 kg/m2; maka di bank-bank yang menyediakan safe deposit box (SDB) ukuran kecil dengan dimensi 12.5 cm x 12.5 cm x 60 cm akan dapat menyimpan emas (asumsinya tanpa pembungkus apapun) sekitar 181 kg, sedangkan untuk menyimpan perak hanya cukup untuk sekitar 98 kg.

Dengan tingkat harga saat ini Rp 420,000/gram untuk emas dan Rp 9,500/gram untuk perak, maka safe deposit box kecil tersebut cukup untuk menyimpan emas senilai sekitar Rp 76 Milyar, sedangkan untuk perak hanya cukup untuk menyimpan sekitar Rp 930 juta. Artinya dari sisi pengelola seperti Gerai Dinar , untuk mengelola Dirham dengan nilai yang sama dengan Dinar  akan memerlukan ruang penyimpanan yang besarnya kurang lebih 82 kalinya.

Baca Selengkapnya »Dinar & Dirham : Risk and Return

Aurum Et Argentum Comparenda Sunt

Judul tulisan ini saya ambilkan dari pepatah latin yang terjemahan bebasnya kurang lebih berarti “Emas dan Perak Adalah Untuk Dibeli…”.  Pepatah ini sebenarnya tidak hanya berlaku pada emas dan perak; dalam ilmu pemasaran, produk-produk yang baik akan selalu dicari dan ‘dibeli’ orang. Sebaliknya produk yang buruk akan dengan susah payah harus ‘dijual’ oleh si penjual sebelum akhirnya ‘dibeli’ orang .

Emas sebagai salah satu produk yang baik, dalam sejarah peradaban manusia menempati tempat tersendiri baik sebagai simpanan barang berharga, sebagai uang, sebagai alat investasi, sebagai instrumen untuk membangun ketahanan ekonomi dan berbagai fungsi lainnya. Di jaman ini ketika  rezim uang dunia di dominasi oleh uang fiat yang rentan inflasi dan rentan isu ; dan investasi dunia-pun didominasi oleh instrumen investasi yang berbasis spekulasi – maka emas tetap memiliki tempat tersendiri yaitu sebagai tempat bersandar yang aman (safe haven) – yang setiap saat selalu dibutuhkan, terutama ketika uang dan investasi yang lain menjadi terlalu berisiko.

Masalahnya adalah kalau kebutuhan terhadap emas terus tumbuh – karena emas terus dicari orang untuk dibeli, lantas dari mana supply emas tersebut akan dipenuhi ?. Inilah masalah dan sekaligus peluangnya.

Baca Selengkapnya »Aurum Et Argentum Comparenda Sunt

Malcare WordPress Security