Lompat ke konten
Home » Berapa Dinar Yang Kita Butuhkan?

Berapa Dinar Yang Kita Butuhkan?

Sebelumnya saya telah menulis mengapa uang kertas tidak dapat kita pakai untuk membuat perencanaan finansial jangka panjang, pada tulisan ini saya ingin mulai memberikan alternatifnya dengan menggunakan Dinar.

Sebelum membahas detil kebutuhan finansial bagi pribadi dan keluarga kita, terlebih dahulu perlu dipahami adanya dua jenis kebutuhan finansial yaitu kebutuhan yang dapat diprediksi dan kebutuhan finansial yang tidak dapat diprediksi.

Kebutuhan finansial yang bisa diprediksi membutuhkan pengumpulan sejumlah dana dalam periode tertentu sehingga pada saat dibutuhkan dana tersebut tersedia. Contoh kategori ini adalah dana pergi haji, dana pendidikan anak, dana untuk pembelian rumah dan lain sejenisnya.

Kebutuhan finansial yang tidak dapat diprediksi bisa timbul kapan saja atau tidak timbul sama sekali. Dari kategori ini ada kebutuhan finansial yang bisa timbul kapan saja dan pasti terjadi, hanya waktunya yang tidak diketahui seperti kebutuhan biaya-biaya yang terkait dengan kematian anggota keluarga atau konsekwensi dari kematian anggota tersebut. Ada pula kebutuhan finansial yang bisa terjadi kapan saja tetapi mungkin juga tidak terjadi sama sekali seperti biaya-biaya yang terkait dengan risiko kesehatan, bencana alam, kecelakaan dan sejenisnya. Jenis kebutuhan finansial yang kedua ini yang pada umumnya diatasi melalui tolong menolong atau bentuk modernnya dikelola oleh Takaful atau asuransi syariah.

Selain dapat tidaknya suatu kebutuhan finansial diprediksi, kebutuhan ini juga dapat dikelompokkan menjadi kebutuhan kebutuhan tunai dan kebutuhan pendapatan sebagai berikut :

KEBUTUHAN TUNAI
Dana Pendidikan
Dana Darurat
Dana Pelunasan Hutang
Dana Penyelesaian Warisan

KEBUTUHAN PENDAPATAN

Kebutuhan Esensial Makanan
Pakaian
Perumahan
Perawatan Rumah
Transportasi
Bahan Bakar
Perawatan Kesehatan
……

Kebutuhan Tidak Esensial Perayaan Ulang Tahun
Liburan
Peralatan Olah Raga
Baju Pesta
Kwalitas Makanan

Sekarang kita coba menghitung kebutuhan Dinar untuk kelompok pertama yaitu Kebutuhan Tunai.

Untuk mudahnya dipahami, saya menggunakan contoh keluarga imaginer – katakanlah keluarga Abdullah dengan profil sebagai berikut :

Di Keluarga Abdullah, saat ini hanya Pak Abdullah yang bekerja. Usia Pak. Abdullah saat ini adalah 44 tahun dan merencanakan ‘pensiun’ dari pekerjaan sekarang dalam 11 tahun kedepan atau pada usia 55 tahun. Pak Abdullah memiliki tiga orang putra yang saat ini masing-masing berusia 18 tahun, 14 tahun dan 8 tahun. Pak Abdullah ingin anaknya semua dapat menyelesaikan perguruan tingi. Selain dari pada itu beliau juga ingin keluarganya tetap mandiri dan tidak menjadi beban orang lain sampai akhir usia Bapak dan Ibu Abdullah yang berdasarkan statistik harapan hidup rata-rata di Indonesia bisa mencapai 70 tahun. Sebagai muslim yang taat, sementara mengusahakan kehidupan di dunia yang mandiri, keluarga Abdullah tidak ingin kehilangan kesempatan beramal semaksimal mungkin. Oleh karenanya keluarga Abdullah ingin terus meningkatkan Sedeqah-nya sehingga mencapai 1/3 dari penghasilannya sampai akhir hayatnya. Karena didorong oleh keinginanya untuk meng-akhiri usianya dengan usia dan amal terbaik, maka beberapa tahun terakhir keluarga Abdullah telah merintis usaha untuk skala rumah tangga. Pak Abdullah juga merencanakan pergi haji berdua dengan istri dua tahun dari sekarang.

Untuk menyederhanakan pendekatan kebutuhan Dinar keluarga Abdullah, langkah pertama yang dibutuhkan untuk perencanaan finansial adalah dibuatnya kerangka waktu atau time frame.

Perencanaan finansial akan selalu perlu time frame agar bisa tahu kapan dana tunai dan dana pendapatan dibutuhkan. Berdasarkan uraian diatas, maka secara garis besar kerangka waktu perencanaan finansial keluarga Abdullah dapat digambarkan dalam illustrasi berikut:

Baca Selanjutnya
Likwiditas Dinar : Dimana Anda Bisa Menukarkan Dinar Anda …?

Dari ilustrasi tersebut kita sudah bisa memetakan beberapa kebutuhan tunai dan kapan dibutuhkan.

Karena Dinar tidak terpengaruh oleh inflasi, maka hal ini memudahkan kita dalam membuat rencana jangka panjang.

Misalnya kita tahu bahwa saat ini masuk perguruan tinggi negeri di Indonesia perlu sekitar Rp 50 juta – maka anggaran 50 Dinar- pastilah cukup. kalau 50 Dinar cukup untuk masuk perguruan tinggi sekarang, insyaallah pada saat anak ke 2 Pak Abdullah yang akan masuk perguruan tinggi dua tahun lagi juga akan cukup dianggarkan 50 Dinar. Demikian pula anaknya yang ketiga yang akan masuk perguruan tinggi 9 tahun yang akan datang.

Biaya pergi haji juga demikian. Untuk tahun ini biaya ONH biasa termasuk uang saku 30 Dinar cukup – maka dua tahun lagi dengan jumlah Dinar yang sama insyaallah juga akan cukup. Untuk pergi haji berdua Pak Abdullah hanya akan membutuhkan dana 60 Dinar.

Apabila Pak Abdullah juga membutuhkan dana darurat untuk jaga-jaga biaya sakit dlsb. misalnya 50 Dinar, maka kebutuhan tunai Pak Abdullah yang perlu direncanakan pengadaannya adalah 50+2×30+50+50 atau 210 Dinar, 160 Dinar dibutuhkan dalam jangka pendek (2 tahun) dan sisanya masih 9 tahun lagi.

Untuk menghitung Kebutuhan Pendapatan pada masa pensiun insyaallah akan saya tulis pada kesempatan berikutnya.

Malcare WordPress Security