Dinar yang cenderung naik terus harganya terhadap rupiah (maupun mata uang lainnya) membuat sebagian orang kesulitan untuk segera menabung atau memulai investasi di Dinar emas ini. Belajar dari arisan yang biasa diadakan di lingkungan RT/RW atau keluarga kita, sebenarnya konsep arisan ini bisa diadopsi sebagai cara mudah dan terjangkau untuk memiliki Dinar tanpa menunggu tabungan kita cukup untuk membeli 1 koin Dinar.
Arisan Dinar ini sama dengan arisan pada umumnya, hanya saja kelebihannya terletak pada Dinar itu sendiri sebagai barang yang nanti diterima berdasarkan hasil kocokan. Uang arisan yang disetorkan untuk membeli Dinar akan berbeda setiap periode kocokan karena mengikuti perubahan harga Dinar yang berlaku pada hari pembelian Dinar.
Misalnya, kelompok arisan Dinar ini memiliki 6 peserta. Saat memulai pada 15 Maret 2010, harga Dinar Rp 1.407.220. Setoran arisan pada hari itu adalah sebesar 1/6 = Rp 234.537
Pada 15 April harga Dinar naik menjadi Rp 1.444.480, berarti yang harus disetorkan setiap peserta adalah Rp 240.747, begitu seterusnya. Para peserta dapat melihat sendiri harga Dinar yang berlaku di situs ini (www.batamdinar.com) yang selalu diupdate setiap hari.
Apakah itu adil? Sedangkan pada arisan umumnya, uang arisan selalu tetap setiap bulan sepanjang periode arisan sampai selesai.
Disinilah letak keadilannya. Uang kertas hanyalah alat tukar transaksi yang rawan tergerus inflasi. Tidak adil bagi peserta yang mendapatkan kocokan paling akhir, karena nilai uangnya tidak lagi sama dengan nilai uang yang didapatkan oleh peserta yang sudah dapat kocokan lebih awal.
Arisan Dinar ini seperti sedang menabung Dinar, karena untuk membeli 1 koin Dinar lumayan berat juga. Tapi dengan dicicil setiap bulannya sebesar 1/6 dari harga Dinar (dengan misal 6 peserta), hanya dalam waktu 6 bulan sudah bisa mendapatkan 1 koin Dinar. Kalau dikumpulkan uang setiap bulannya untuk membeli 1 koin Dinar, 6 bulan kemudian belum tentu harga Dinar masih sama dengan hari ini. Dengan mengikuti arisan Dinar ini, peserta Arisan dapat membeli 1 Dinar dengan harga rata-rata dinar selama 6 bulan. Ringan bukan?
Nah, kenapa Anda tidak memulainya? Segera bentuk kelompok Arisan Dinar anda… dan hubungi kami untuk mendapatkan Dinar anda.
Setuju dg Apa yg dikatakan Pak Nizam & Abu Khalifa. Emas memang bukan investasi terbaik, apalagi kalau sampai melibatkan bank dalam mengumpulkan emas. Investasi terbaik tetap di sektor riil (yg halal), misalnya perdagangan, perkebunan, atau peternakan. Insya Allah lebih barakah.Tapi bagi kita yang punya kelebihan dana untuk ditabung dan kita niatkan tabungan tsb untuk suatu kebutuhan di masa mendatang (misalnya untuk ongkos naik haji, biaya pendidikan, beli rumah, dsb), maka menabung dalam bentuk emas adalah pilihan yang cerdas, dibanding kita menabung dalam bentuk deposito atau tabungan uang di bank. Karena emas terbukti tahan terhadap inflasi, bahkan sering nilai emas lebih tinggi drpd nilai inflasi.Menurut hemat saya, kalau kita mau menabung emas, kita sesuaikan saja dgn kemampuan kita. Misalnya, kalau dalam 1 bulan kita sanggup menabung 500rb, maka uang 500rb itu kita belikan emas & terus kita kumpulkan. Itu akan lebih aman daripada mengumpulkan emas tapi duitnya utang dari bank (atau istilahnya berkebun emas menurut Rully Kustandar).Wallahu alam