Lompat ke konten
Home » dinaria » Halaman 2

dinaria

Dinaria Episod 007 : Mengurai Benang Kusut Kemiskinan

Setelah perjalanan panjang mengunjungi rakyatnya di lima benua, Sang Pemimpin merenung memikirkan apa saja yang baru ditemuinya. Dalam hatinya ia bertanya-tanya, mengapa dalam abad yang paling pesat kemajuannya sepanjang sejarah peradaban manusia – justru jumlah orang miskin di dunia juga meningkat sangat pesat ?. Mengapa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mampu meredam kemiskinan ?.  Mengapa piramida kemiskinan semakin membengkak kebawah, sementara kelompok makmur di paling atas semakin kecil persentasenya tetapi semakin luar biasa kemakmurannya ?

Dilihatnya system yang menimbulkan pemiskinan global ini seperti benang yang sangat kusut, yang harus ditemukan ujung-ujung nya dahulu sebelum bisa diurai.  Maka dipanggillah tujuh orang menterinya untuk membantu memikirkan dan  menemukan ujung-ujung dari benang kusut ini.

Ujung pertama yang ditemukan adalah system uang kertas. Dalam banyak hal memang system ini memberikan kemudahan, namun karena pencetakannya yang tidak terkendali telah membuat hasil kerja keras rakyat di seluruh dunia menguap melalui proses yang namanya inflasi.  Bahkan pernah terjadi di abad yang lalu, nilai kekayaan 200 juta lebih penduduk suatu negeri – lenyap ¾-nya dalam krisis yang mereka sebut sebagai krisis moneter, yang membuat daya beli rata-rata uangnya tinggal seperempat  dari daya belinya sebelum krisis.

Untuk mengurai benang kusust pemiskinan yang disebabkan oleh uang kertas ini, maka uang dikembalikan ke asal uang berabad-abad sebelumnya. Uang dikembalikan ke komoditi riil yang membawa nilai intrinsik dan nilainya ditentukan berdasarkan mekanisme pembentukan harga di pasar sempurna.  Untuk mengatasi problem ketidakpraktisannya,  diberdayakan teknologi informasi dan mobile media yang memang sudah sangat maju saat itu dan terjangkau oleh nyaris seluruh penduduk bumi.

Baca Selengkapnya »Dinaria Episod 007 : Mengurai Benang Kusut Kemiskinan

Dinaria Episod 006 : Perjalanan Ke Lima Benua

Bila engkau mampu berjalan terus kebarat, melewati ujung paling barat dari negeri barat, maka engkau akan menemukan ujung paling timur dari negeri timur…”. Kalimat nasihat ini benar secara geografis dan benar pula secara filosofis.  Secara geografis karena bumi ini bulat, bila kita berjalan terus kebarat, kita sampai juga ke belahan bumi bagian timur. Secara filosofis benar karena segala sesuatunya telah diciptakan oleh Sang Pencipta secara berpasang-pasangan, bersama kesulitan ada kemudahan.  Maka Sang Pemimpin memulai pekerjaannya dengan secara harfiah melakukan perjalanan panjang menemui rakyatnya di lima benua, dimulai dengan perjalanan ke barat.

Benua pertama yang dikunjungi adalah benua Amerika, dia prioritaskan benua ini karena dari sinilah asal muasal kebangkrutan negeri-negeri sebelumnya.  Di belahan utara benua ini dia temui negeri yang di abad sebelumnya memimpin dunia dengan teknologi, ekonomi dan militernya. Tetapi justru karena inilah mereka sombong, mereka bertindak seolah-olah polisi dunia yang bisa menyatakan siapa yang salah dan siapa yang benar, menghukum yang dia pandangnya salah meskipun tanpa mereka bisa buktikan,  mendukung yang mereka anggap benar – sekalipun seluruh dunia menyatakannya  bersalah.

Negeri adikuasa yang adigung adiguna ini rupanya keropos di dalam, negeri ini hancur oleh kebangkrutan ekonominya yang merupakan komplikasi dari hutang-hutang yang menumpuk, ekonomi yang ribawi yang juga penuh maisir dan gharar. Pusat bisnis kebanggaan mereka yang dikenal sebagai Jalan Tembok, tidak lebihnya seperti casino raksasa.

Kepada rakyatnya yang berdomisili di benua ini, Sang Pemimpin menasihatkan untuk meninggalkan perilaku sombong, meninggalkan riba, maisir (perjudian) dan gharar (spekulatif) dan mulai menggunakan keunggulannya di masa lalu dalam hal inovasi teknologi dan kreativitasnya untuk menggerakkan sektor riil.

Baca Selengkapnya »Dinaria Episod 006 : Perjalanan Ke Lima Benua

Dinaria Episod 005 : Panca Program Untuk Rakyat

Sungguh tidak mudah untuk menampung aspirasi rakyat yang jumlahnya bermilyar, terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama, menyebar di seantero bumi dan dengan berbagai kesenjangan yang luar biasa dibidang  ekonomi, social  dan budaya. Tidak mudah untuk memilih dan memilah mana yang harus ada (must have) dan mana yang sebaiknya ada (nice to have), tidak mudah pula menyatukan aspirasi yang bisa saling bertentangan satu sama lain. Tetapi justru di sinilah mengapa masyarakat dunia memerlukan pemimpin sejati – yang sudah sejak berabad-abad tidak ada lagi dijumpai di  muka bumi ini.

Setelah bermusyawarah dengan tujuh menterinya yang keseluruhannya telah mempersiapkan tugasnya masing-masing secara seksama, maka sang pemimpin mensarikan dan merangkai seluruh program kerja kedalam lima program saja. Pertimbangannya adalah bila terlalu banyak akan sulit dipahami rakyat, sulit diukur dan dipantau – sehingga sulit pula untuk dinilai apakah sesungguhnya pemerintahan negeri baru ini berjalan atau tidak.

Dengan hanya memiliki 5 program saja yang kemudian disebut dengan Panca Program, Key Performance Indicators (KPI) menjadi jelas, mudah diingat dan mudah diukur. Dengan teknologi jaringan yang sudah sangat maju di jaman ultra modern saat itu, 5 KPI ini dapat disaksikan secara real time – day to day – oleh seluruh rakyat di muka bumi.  5 KPI untuk mengukur kinerja Panca Program pemerintah-pun dapat di – drill down atau di uraikan untuk masing-masing wilayah, masing-masing program kerja dst.

Panca Program ini menjadi semacam janji atau komitmen pemerintah untuk rakyatnya, rakyat bisa menagih janji ini kapan saja kepada pemerintahnya  bila ada hal yang tidak terpenuhi atau dilanggar.  Panca Program ini adalah sebagai berikut :

Baca Selengkapnya »Dinaria Episod 005 : Panca Program Untuk Rakyat

Dinaria Episod 004 : Pidato Di PBB

Sebenarnya tidak menjadi penting bagi Dinaria untuk diakui di PBB atau tidak, baginya badan dunia yang lahir di abad sebelumnya ini telah gagal memainkan peran yang seharusnya dalam menjaga keamanan dan memakmurkan penduduk dunia.  Bahkan resolusi-resolusi penting yang menyangkut penyelesaian konflik justru paling sering di veto oleh negeri adikuasa yang memiliki hak khusus di badan tersebut.  Tetapi undangan khusus untuk berbicara di forum yang dihadiri oleh para pemimpin negeri-negeri dari seluruh dunia sungguh merupakan kesempatan yang paling baik,  untuk menjelaskan langsung hal-hal penting yang terkait dengan ‘negeri’ baru ini – sekaligus menjawab kecurigaan dan kekawatiran yang ada diantara mereka selama ini.

Berikut adalah penggalan penting dari isi pidato tersebut :

 

“Tuan-tuan kepala negara, kepala pemerintahan atau yang mewakili …

 

Terima kasih dan penghargaan yang setingginya saya ucapkan karena kehadiran tuan-tuan di majlis ini, berangkat dari negeri-negeri yang jauh, meninggalkan berbagai urusan penting negeri tuan-tuan, untuk hadir secara khusus mendengarkan apa yang akan kami sampaikan ini.

 

Hanya beberapa hari setelah dideklarasikan, bermilyar penduduk dunia mendaftar untuk menjadi penduduk resmi negeri kami. Mereka-mereka ini adalah penduduk-penduduk dari negeri tuan-tuan, dan mereka tinggal di negeri tuan-tuan.  Mereka ini akan tetap demikian, menjadi penduduk dan tinggal di negeri tuan-tuan – tetapi pada saat yang bersamaan mereka juga telah menjadi penduduk dan di tinggal di lingkungan negeri kami.

 

Tidak ada niatan kami untuk mengambil alih penduduk ataupun wilayah dari negeri tuan-tuan, sebaliknya justru keberadaan kami akan menjadikan penduduk negeri tuan-tuan menjadi makmur dan wilayahnya terjaga. Keberadaan kami akan mengisi celah antara kebutuhan dan harapan (needs and wants) penduduk negeri tuan-tuan dengan apa yang tuan-tuan sudah bisa berikan kepada mereka.

 

Milyaran penduduk negeri tuan-tuan tidak akan mendaftar dengan sukarela untuk juga menjadi penduduk negeri kami, bila mereka tidak merasakan adanya kebutuhan dan harapan mereka  yang belum bisa dipenuhi di negeri tuan-tuan – yang insyaAllah akan dapat kami penuhi atau setidaknya kami usahakan maksimal untuk memenuhinya.

 

Berikut antara lain adalah apa-apa yang kami lakukan untuk memenuhi kebutuhan atau harapan penduduk kami yang juga penduduk dari negeri tuan-tuan sekalian :

Baca Selengkapnya »Dinaria Episod 004 : Pidato Di PBB

Malcare WordPress Security