Lompat ke konten
Home » Euro

Euro

Euro Jatuh, Emas Juga Jatuh

Semalam harga emas internasional mengalami kejatuhan yang sangat significant – mirip dengan kejadian 2009, yaitu turun ke titik terendah setelah beberapa bulan sebelumnya mencapai titik tertinggi. Bedanya hanya pada penyebab naik turunnya harga, dan waktu terjadinya masing-masing titik ekstrimnya. Naik turunnya harga di tahun 2008/2009 adalah factor krisis di Amerika sedangkan turunnya harga kali ini penyebab utamanya adalah krisis di Euro Zone.

Pola pengaruh Euro dan Dollar terhadap harga emas dunia ini dapat dilihat pada grafik dibawah.  Karena harga emas dunia dihitung dengan US Dollar maka harga emas memiliki hubungan terbalik – inverse relationship – terhadap US Dollar yang diwakili oleh US Dollar Index. Kita bisa lihat pada grafik dibawah, area abu-abu yang mewakili US Dolar Index melonjak sangat significant beberapa hari terakhir.

Grafik Kinerja Euro vs US Dollar dan Harga Emas

Kinerja Euro vs US Dollar dan Emas

Baca Selengkapnya »Euro Jatuh, Emas Juga Jatuh

Ini Bukan Perang Kita, Mengapa Kita Harus Jadi Korban?

Dari sejarah kita tahu, yang berperan men-trigger Perang Dunia II (PD II) adalah serangan kolosal 353 pesawat-pesawat tempur Jepang ke pangkalan angkatan laut Amerika di Pearl Harbor, Hawaii pagi hari 7 Desember 1941. Setelah serangan ini, esuk harinya Amerika secara resmi mengumumkan perang terhadap Jepang yang kemudian menjadi awal dari rangkaian PD II. Bisa jadi Jepang juga akan men-trigger ‘Perang Dunia III’ lagi,  tetapi kali ini tidak dengan serangan militer, tetapi dengan intervensi finansial.

Gejala-gejala ‘perang’ di dunia financial ini pernah saya ingatkan melalui tulisan tanggal 24 Agustus 2010, saat itu harga emas dunia masih berada di angka US$ 1,226/Oz. Kini tidak sampai enam minggu kemudian harga emas berada di kisaran US$ 1,348/Oz  atau naik hampir 10%. Harga ini berkemungkinan terus naik karena ‘perang’ baru saja dimulai.

Adalah Jepang yang memulainya secara terbuka melalui menteri keuangannya Yoshihiko Noda yang baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan melakukan decisive stepstermasuk intervention bila perlu terhadap foreign exchange market. Karena intervensi ini tidak dilakukan Jepang dalam enam tahun terakhir, maka tidak heran bank-bank central lainnya tentu mulai pasang kuda-kuda terhadap deklarasi terbuka dari Jepang ini.

Diantara negara-negara yang akan terkena ‘serangan’ Jepang ini langsung maupun tidak langsung, ada yang meresponsenya dengan diam-diam seperti yang dilakukan Swiss Nation Bank dengan membeli milyaran Euro agar nilai tukar Swiss Franc terhadap Euro rendah – agar ekonominya tetap kompetitif. Ada pula yang mulai mengangkatnya menjadi issue serius dan provokasi terbuka seperti yang dilakukan China dan Amerika.

Apa dampak dari perang terbuka di dunia financial ini bagi kehidupan (ekonomi) kita ?. Saat ini pasar uang dunia nilainya sekitar US$ 4 trilyun per hari , sedangkan nilai kapialisasi stock market di seluruh dunia totalnya sekitar US$ 36 trilyun. Artinya bila seluruh nilai saham yang diperdagangkan di dunia dikumpulkan jadi satu, ini hanya setara dengan 9 hari perdagangan di pasar uang.

Baca Selengkapnya »Ini Bukan Perang Kita, Mengapa Kita Harus Jadi Korban?

Harga Emas : Tinggi Tetapi Tidak Ketinggian

Ketika saya menulis tentang kinerja Dinar emas melalui tulisan tanggal 24/09/2010 – dimana di tulisan tersebut saya ungkapkan data bahwa harga Dinar emas telah melonjak 71.29% selama tiga tahun terakhir, berbagai pertanyaan disampaikan pembaca situs ini ke saya. Diantaranya adalah apakah harga emas atau Dinar sudah ketinggian sekarang sehingga waktunya menunggu harga turun sebelum membeli (lagi) ?.

Melihat harga emas dunia yang hampir menyentuh US$ 1,300/Oz dan harga Dinar sudah diatas Rp 1,600,000/Dinar , maka memang betul bahwa harga emas atau Dinar sudah sangat tinggi. Namun harga yang tinggi ini tidak harus berarti ‘ketinggian’ yang berkonotasi akan turun kembali.

Seberapa tinggi atau seberapa rendah harga emas yang dibeli dengan US$ atau Rupiah, sangat tergantung dengan kekuatan daya beli US$ atau Rupiah itu sendiri. Jadi Emas atau Dinar akan naik lagi atau akan turun, tergantung kearah mana kekuatan daya beli US$ atau Rupiah bergerak.

Masyarakat dunia melacak trend kekuatan daya beli US$ dengan US Dollar Index (USDX), sedangkan untuk Rupiah saya melacaknya dengan Rupiah Index (IDRX) – yang perhitungannya pernah saya perkenalkan lewat tulisan saya akhir tahun lalu.

Bila trend USDX dan IDRX tersebut kita sandingkan dengar trend pergerakan harga emas sejak tiga tahun lalu, hasilnya akan seperti grafik dibawah. Meskipun ruwet seperti benang kusut, namun grafik ini menyiratkan suatu pola yang bisa dibaca dengan cukup jelas.
IDRX, USDX and Gold Trend

IDRX, USDX and Gold Trend

Baca Selengkapnya »Harga Emas : Tinggi Tetapi Tidak Ketinggian

Malcare WordPress Security