Lompat ke konten
Home » pelemahan US$

pelemahan US$

Daya Beli Uang Kertas Bisa Mendekati Angka Nol, Tetapi Tidak Pernah Benar-Benar Sampai Angka Nol

Ketika Presiden Nixon mengumumkan pengingkaran Breton Woods Agreement 15 Agustus 1971, saat itu harga big burger di Amerika dan Eropa berkisar antara 15 – 25 cent Dollar dan harga kambing qurban yang baik di Indonesia berada di kisaran Rp 2,300. Kini 40 tahun kemudian harga big burger dalam kisaran US$ 4.5 – US$ 7.2 di Amerika dan di Eropa, sedangkan harga kambing qurban yang baik di kisaran Rp 1.6 juta. Dalam rentang 40 tahun bila dibeli dengan Dollar harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan sekitar 30 kali di Amerika dan Eropa, sedangkan di Indonesia kita mengalami kenaikan harga dalam Rupiah di kisaran 700 kali dalam rentang waktu yang sama.

Dengan penurunan daya beli yang begitu dasyatnya selama usia kita saja tersebut, lantas apakah era uang kertas akan segera berakhir ?. Ternyata kemungkinannya tidak demikian. Paling tidak secara matematis, uang kertas bisa berusia sangat panjang !. Sekali lagi saya coba gunakan persamaan matematika untuk menduga usia uang kertas ini, hasilnya persamaan yang paling mendekati ternyata persamaan pangkat negatif seperti pada grafik dibawah.

USD Buying Power

USD Buying Power

Baca Selengkapnya »Daya Beli Uang Kertas Bisa Mendekati Angka Nol, Tetapi Tidak Pernah Benar-Benar Sampai Angka Nol

Ketika Presiden Amerika Menggantikan Bonanza

Pada awal tahun 1970-an ketika televisi di rumah saya di kampung masih ditonton orang sekampung, penonton selalu mbludak pada saat penayangan film cowboy Bonanza. Ternyata bukan hanya di Indonesia, di negeri asalnya sendiri – Amerika – serial televisi tersebut juga sangat popular. Maka, mumpung mayoritas orang Amerika lagi di depan televisi – pada suatu malam di tanggal 15 Agustus 1971 – Presiden Amerika waktu itu Richard  Nixon – muncul menggantikan episode Bonanza yang di tunggu-tunggu rakyat Amerika.

Pesan penting yang disampaikan Nixon waktu itu ternyata tidak hanya mengejutkan rakyat Amerika – tetapi juga mengguncang ekonomi dunia – sehingga sampai saat ini kejadian tersebut dikenal sebagai Nixon Shock – kejutan Nixon. Sejak saat itulah Dollar yang seharusnya bisa bebas ditukar kembali dengan emas dengan nilai tukar  di kisaran US$ 35 – US$ 40 /Oz, menjadi tidak bebas lagi dan tidak ada lagi patokan nilai penukarannya. Pelepasan kaitan US$ dengan emas inilah yang kemudian merombak secara total tatanan keuangan dunia dan melambungkan harga emas hingga kini.

Selama 40 tahun sejak kaitan US$ dan emas dilepas, harga emas-pun melonjak sekitar 40 kali-nya yaitu dari US$ 35/Oz ke US$ 1,400/Oz. Namun bukan hanya kenaikan harga emas dalam jangka panjang ini saja yang diubah oleh kemunculan Nixon yang menggantikan Bonanza tersebut diatas, tetapi secara filosofi uang dunia telah berubah total dari sesuatu yang riil menjadi sesuatu yang semu.

Baca Selengkapnya »Ketika Presiden Amerika Menggantikan Bonanza

Ketika US$ Jatuh, Apa Yang Terjadi Dengan Rupiah dan Harga Emas?

Akhir September lalu ketika harga emas dunia mendekati angka psikologis US$ 1,300/Oz saya menulis tentang “Harga Emas : Tinggi Tetapi Tidak Ketinggian…”. Kini satu setengah bulan kemudian harga emas dunia terus melambung, jauh melewati angka psikologis US$ 1,300/Oz tersebut dan bisa jadi sedang menuju angka psikologis berikutnya. Mengapa seolah harga emas dunia ini begitu predictable ?, selain karena statistiknya begitu nyata, perilaku manusia-manusia yang mengendalikan daya beli US$ ini begitu mudah dibaca.

Jauh hari sebelum Quantitative Easing tahap 2 benar-benar diputuskan pekan lalu misalnya, pasar sudah menduganya – bahkan sampai ke angkanya yang hanya meleset sedikit (pasar menduga di kisaran US$ 500 Milyar, yang diputuskan  US$ 600 Milyar ). Jadi gejala jatuhnya daya beli US$ ini sebenarnya adalah terang benderang seterang siang hari, apalagi apabila dilihat dari kaca mata Qur’ani yang memang sudah menjanjikan akan dimusnahkannya Riba (QS 2 : 176).

Lantas bila jatuhnya daya beli US$ begitu nyata, apakah kita bisa melihat jatuhnya daya beli Rupiah ?. Tidak semua orang mungkin bisa melihat bahwa daya beli Rupiah juga sedang jatuh. Ini adalah karena adanya bias alat ukur, yaitu bila Rupiah diukur dengan US$ – maka nilai tukar Rupiah yang saat ini (08/11/2010) berada di kisaran Rp 8,900/US$ – kelihatan Rupiah seolah lagi perkasa. Mobil yang lagi berjalan mundur akan kelihatan berjalan maju, bila dilihat dari mobil lain yang berjalan mundur lebih cepat.

Baca Selengkapnya »Ketika US$ Jatuh, Apa Yang Terjadi Dengan Rupiah dan Harga Emas?

G-20 Memberikan Noise, The Fed Memberikan Signal

Dua pekan lalu saya menulis tentang hasil pertemuan tingkat menteri keuangan dan para gubernur bank sentral negara-negara G-20 yang telah memberikan noise pada pasar emas dunia. Seperti memberikan ‘angin surga’  hasil pertemuan para petinggi otoritas keuangan dunia tersebut sejenak meredam issue currency war yang semakin imminent saat itu.  Sejenak pula harga emas sempat turun karena dunia berharap bahwa currency war tidak terjadi. Namun realita yang terjadi kemudian ternyata sangat berbeda dengan apa yang dijanjikan oleh para petinggi keuangan G-20 tersebut, the Fed-nya Amerika bahkan memberikan signal dan bukan hanya noise – bahwa dideklarasikan ataupun tidak – perang mata uang itu sungguh terjadi.

Tindakan the Fed untuk mencetak uang dari awang-awang dengan bahasa kerennya Quantitative Easing (QE) sampai US$ 600 Milyar yang akan diimplementasikan sampai pertengahan tahun depan – adalah signal bahwa US$ akan terus dibuat melemah dalam waktu yang panjang. Mengapa ini bukan juga noise seperti yang dihasilkan oleh pertemuan petinggi keuangan G-20 ?. Disinilah bedanya.

Ketika para pejabat tinggi Negara-negara G-20 bertemu, mereka akan cenderung saling berkata manis satu sama lain – seolah-olah tidak ada masalah diantara mereka. Hasil pertemuan ha ha hi hi inilah yang kemudian disampaikan ke media bahwa mereka sepakat untuk berbuat ini – itu yang meredam isu perang mata uang misalnya. Media kemudian menyebar luaskan hasil pertemuan tersebut sebagai positif dlsb. Maka pasar-pun sesaat terpengaruh dan berharap banyak bahwa kesepakatan-kesepakatan tersebut benar adanya. Saya katakan sesaat karena setelah mereka tahu realitanya, situasi akan segera berbalik seperti setelah adanya keputusan the Fed tersebut. Karena dampaknya yang sesaat inilah maka hasil pertemuan-pertemuan G-20 tersebut saya kategorikan sebagai noise saja.

Baca Selengkapnya »G-20 Memberikan Noise, The Fed Memberikan Signal

Malcare WordPress Security