Lompat ke konten
Home » Quantitative Easing » Halaman 2

Quantitative Easing

Di Ambang Keruntuhan Kapitalisme, Are We Ready?

Di bidang ekonomi, undang-undang korporasi yang dikeluarkan oleh pemerintahan Gorbachev  di Uni Soviet bulan Mei 1988 menandai runtuhnya rezim ekonomi komunisme di negeri itu. Tahun berikutnya keruntuhan system ekonomi ini diikuti pula dengan runtuhnya system politik komunisme dari Uni Soviet dan sekutu-sekutunya yang ditandai dengan diruntuhkannya tembok Berlin pada bulan November 1989. Lantas apa kiranya tanda-tanda keruntuhan system kapitalisme ?, saya sendiri menjagokan keruntuhan Dollar sebagai perlambang runtuhnya kapitalisme itu.  Dan kini seperti tahap akhir dari suatu permainan catur, Dollar tinggal memiliki dua langkah lagi sebelum terkena skak mat !

Skenario kematian Dollar ini pernah saya sajikan link videonya di situs ini melalui tulisan saya  The Day the Dollar Died, dalam film yang disiapkan dengan sangat serius oleh NGO National Inflation Association ini digambarkan bahwa Dollar akan mati manakala Quantitative Easing (QE) – bahasa lain untuk mencetak uang dari awang-awang – memasuki tahap QE 4.

Memang the Fed-nya Amerika sangat tidak suka disebut mereka telah melakukan QE 3 saat ini, tetapi tindakan mereka dengan menekan tingkat bunga yang sangat rendah sampai pertengahan tahun 2013 – membuat mereka harus membeli sangat banyak bond – lantas darimana uangnya ?, ya mencetak dari awang-awang tadi alias secara defacto mereka telah melakukan Quatitative Easing tahap 3.

Pasar tidak lagi percaya pidato atau statement, pasar meresponse tindakan dengan tindakan. Bila the Fed melakukan langkah-langkah yang berdampak pada menurunnya nilai Dollar, maka pasar bereaksi langsung dengan membeli asset-aset yang nilainya tidak lagi dipengaruhi oleh Dollar. Bentuk dari reaksi pasar ini antara lain adalah melonjaknya secara luar biasa harga emas sebulan terakhir – karena orang perlu sesuatu yang nilainya mampu bertahan.

Baca Selengkapnya »Di Ambang Keruntuhan Kapitalisme, Are We Ready?

6 Irreversible Trends: Harga Emas di Era Doomy Gloomy-nya US$

Bagi para pembaca yang sempat lemas dengan turunnya harga emas dan Dinar secara drastis sepanjang pekan lalu, tulisan ini barangkali bisa menjadi pengobatnya disamping tulisan saya sebelumnya yang berjudul “Bijak berinvestasi : Memahami Time Horizon Harga Emas…”. Tulisan ini saya sarikan dari ceramahnya Nick BarisheffCEO and president of Bullion Management Group Inc.- pada acara seminar Investment Outlook 2011 di Montreal – Canada Jum’at pekan lalu. Menurut Nick ini ada setidaknya enam trend yang akan mendorong harga emas ke atas tahun 2011 dan tahun-tahun berikutnya.

Trend-trend yang oleh Nick dkategorikan sebagai Irreversible – yang tidak berubah atau tidak berbalik arah –  paling tidak sejauh mata dia memandang ini,  adalah sebagai berikut :

1) Central Bank Buying

Pendorong harga emas tahun 2010 antara lain adalah membengkaknya belanja emas yang dilakukan oleh beberapa bank central besar seperti Rusia, China dan India. Cadangan emas Rusia di kwartal ke 3 tahun 2010 saja naik 7 % menjadi 756 ton. China mengimpor hampir 210 ton emas di bulan Desember  2010, sedangkan India pembelian emas oleh bank central-nya plus pembelian swasta  diduga mencapai 750 ton sepanjang tahun lalu.

Trend ini akan terus ada di tahun 2011 dan bahkan tahun-tahun sesudahnya karena untuk membuat cadangan emas Rusia dan China mendekati rata-rata negeri barat saja, Rusia membutuhkan tambahan cadangan sekitar 1,000 ton sedangkan China masih membutuhkan tambahan sekitar  3,000 ton lagi. Demand emas akan terus tinggi , sementara supply relatif tidak banyak perubahan.

Baca Selengkapnya »6 Irreversible Trends: Harga Emas di Era Doomy Gloomy-nya US$

Harga Emas/Dinar: 2010 Review & 2011 Outlook

2010 baru saja berlalu dan kini kita melangkah ke 2011. Bagi yang mempersepsikan emas atau Dinar sebagai investasi, 2010 adalah tahun yang menggembirakan karena emas atau Dinar mengalami appresiasi nilai sekitar 23 % dalam Rupiah atau sekitar 3.5 kali hasil deposito atau tabungan. Akhir tahun 2009 lalu harga Dinar ditutup di angka Rp 1,444,040  sedangkan akhir tahun 2010 Dinar ditutup pada harga Rp 1,777,760,-. Dalam US$ kenaikan ini lebih menyolok lagi karena harga emas Dunia akhir 2009 adalah US$ 1,087.50 sedangkan akhir 2010 harga emas ini ditutup pada angka US$ 1,421.60 atau mengalami peningkatan sekitar 30%.

Diantara penyebab kenaikan harga emas dunia tersebut yang bersifat sangat fundamental adalah apa yang dilakukan oleh bank central-nya Amerika atau the Fed, dengan perilaku kontroversialnya dalam mencetak uang dari awang-awang atau yang disebut quantitative easing. Kenaikan harga emas 2010 masih terkait langsung dengan dampak quantitative easing 1 yang dilakukan Amerika sejak November 2008. Saat itu mereka mulai ‘mencetak uang’ US$ 600 milyar untuk membeli apa yang disebut Mortgage-Backed Securities (MBS) dan berbagai bentuk surat hutang lainnya, namun karena kompleksitas problem negeri itu angka ini menggelembung sampai US$ 2.1 trilyun pertengahan tahun 2010.

Angka yang US$ 2.1 trilyun tersebut seharusnya menurun bila ekonomi negeri itu berhasil dipulihkan, namun kenyataannya kemudian di bulan November 2010 the Fed-nya negeri itu mengumumkan lagi akan dilakukannya quantitative easing 2  yang akan diimplementasikan hingga pertengahan 2011. Belajar dari quantitative easing 1 yang dampaknya terhadap kenaikan harga emas berlanjut sampai 2 tahun kemudian, maka dampak dari implementasi quantitative easing 2 juga sangat mungkin akan mendongkrak harga emas di tahun 2011 atau bahkan sampai 2012 nanti.

Baca Selengkapnya »Harga Emas/Dinar: 2010 Review & 2011 Outlook

The Day the Dollar Died

Lebih dari dua tahun lalu tepatnya dalam tulisan saya tanggal 28 Oktober 2008 , saya mengutip ‘draft pidato’ Presiden AS pada malam pembubaran US$ yang dipersiapkan oleh Gold Anti Trust Action Committee (GATA).  Senada dengan ini bulan lalu National Inflation Association (NIA) – lembaga sosial yang misinya menyiapkan warga negara Amerika dalam menghadapi hyperinflasi di negeri itu – me-release sebuah clip film fiksi yang menakjubkan tentang detik-detik kematian US Dollar. Meskipun ini adalah sebuah fiksi, namun karena dibangun dengan logika ekonomi yang memang sudah berjalan selama ini – maka bisa saja  hal ini benar-benar  terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Bagi yang akses internetnya cukup baik, Anda bisa langsung nonton clip film dengan judul The Day the Dollar Died tersebut dengan click disini. Menurut cerita si penulis scenario clip film tersebut, US Dollar akan mati dalam 12 jam mengikuti sequence yang sangat masuk akal berikut :

1) Quantitative Easing 4

Kita tahu bahwa sampai saat ini the Fed-nya Amerika sudah sampai melakukan Quantitative Easing 2 (QE 2). Karena mereka merasa tindakan penyelamatan ekonomi dengan mencetak uang dari awang-awang ini adalah tindakan yang benar, maka sangat mungkin mereka akan melakukan QE 3, QE 4 atau bahkan QE-QE berikutnya.

Baca Selengkapnya »The Day the Dollar Died

Malcare WordPress Security