Lompat ke konten
Home » The Fed

The Fed

The Fed : Kambing Hitamkah?

Bila ada satu institusi yang akhir-akhir ini paling banyak dikambing hitamkan di seluruh dunia untuk  kelesuan ekonomi, jatuhnya harga saham, jatuhnya nilai tukar mata uang dan juga bahkan jatuhnya harga emas dunia – maka institusi itu pastilah the Fed – bank sentralnya Amerika. Anda bisa baca di seluruh media ekonomi dunia, maka seolah the Fed adalah aktor tunggal dari gonjang-ganjing bursa saham, pasar modal dan pasar uang itu. Seandainya toh benar bahwa the Fed itu adalah kambing hitam ekonomi dunia, pertanyaannya adalah lha kok mau kita dipermainkan oleh mereka ?

Inilah ekonomi kertas itu, ketika kinerja ekonomi bukan diukur oleh kemampuan riil suatu negara dalam memberikan kemakmuran rakyatnya, kemampuan riil dalam memproduksi bahan-bahan kebutuhan pokok, kemampuan riil menjawab problema yang nyata di masyarakat – tentang air, energy, udara dlsb., maka kinerjanya seolah hanya tercermin pada pasar modal, pasar uang dan sejenisnya.

Baca Selengkapnya »The Fed : Kambing Hitamkah?

Penyakit Financial Kambuhan : Ketika Liquidity Menyaru Solvency Dan Competency

Sebelum saya menguraikan lebih jauh tentang krisis financial kambuhan yang (berpotensi) melanda dunia (lagi), terlebih dahulu saya perkenalkan tiga istilah seperti di judul tulisan ini yaitu liquidity, solvency dan competency. Yang saya maksud dengan liquidity disini adalah ketersediaan asset yang mudah dikonversi menjadi cash atau tunai. Solvency adalah kemampuan yang cukup untuk membayar biaya-biaya dan hutang-hutang. Sedangkan Competency adalah kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan dengan standar yang diperlukan.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka bisa saja kita memiliki uang tunai banyak (liquid), tetapi bila seluruh uang dan asset kita tidak cukup untuk membayar kebutuhan dan hutang-hutang – maka kita disebut tidak solvent atau insolvent. Bisa pula terjadi, uang tunai tersedia banyak – tetapi kita  tidak bisa mengelola uang tersebut secara memadai untuk mengatasi berbagai persolan rumah tangga kita, atau uang tersebut bukan hasil dari kemampuan kerja kita – maka kita disebut tidak competent atau incompetent.

Sekarang kita lihat dalam skala makro yaitu krisis keuangan global yang belum sembuh benar dari krisisnya dua tahun lalu dan kini sudah sangat kuat gejala-gejalanya untuk timbulnya krisis sejenis dalam waktu dekat. Bila sebuah penyakit sulit disembuhkan dan cenderung kumat lagi, (seolah) sembuh sebentar kemudian kumat lagi dan seterusnya. Apa kira-kira penyebabnya ?, kemungkinan besar penyakitnya sendiri yang memang membandel yaitu jenis penyakit mematikan yang tidak bisa disembuhkan atau dokternya yang salah diagnosa.

Untuk system keuangan kapitalis ribawi global saat ini,  nampaknya kombinasi dua hal tersebut yang terjadi. Pertama penyakit riba sendiri memang tidak bisa disembuhkan karena Allah sudah mengabarkan pasti dimusnahkannya riba (QS 2 : 276), kedua sangat bisa jadi para ‘dokter’nya system keuangan global tersebut telah salah mendiagnosa penyakit yang ada – sehingga penanganannya-pun tentu salah.

Tuduhan salah diagnosa ini juga tidak main-main, tuduhan ini datang pertama kali dari sesama ‘dokter’ keuangan kapitalis ribawi – karena sesama ‘dokter’ biasanya saling tahu ilmu sejawatnya – maka sangat bisa jadi tuduhan ini benar adanya. Salah diagnosa-nya ‘penyakit’ yang menimbulkan krisis keuangan global saat ini terungkap dari tuduhan blak-blakan yang dilontarkan oleh menteri keuangan Jerman Wolfgang Schauble atas tindakan yang dilakukan ‘sejawat’nya the Fed Chairman Ben Bernanke dari Amerika dalam forum G-20 belum lama ini.

Baca Selengkapnya »Penyakit Financial Kambuhan : Ketika Liquidity Menyaru Solvency Dan Competency

Harga Emas Dan Uang Dari Awang-Awang Bank Sentral

Bagi Anda dan saya, umumnya kita hanya bisa menambah asset  dengan bekerja keras kemudian mendapatkan gaji bagi yang bekerja atau mendapatkan untung bagi yang berwirausaha. Perusahaan-pun demikian, asset bersih-nya hanya bertambah bila perusahaan bekerja keras dan sukses mendapatkan untung. Tidak demikian halnya dengan institusi yang namanya bank sentral, mereka bisa mencetak uang dari awang-awang atau bahkan sama sekali tidak perlu mencetaknya – cukup mengetikkan beberapa digit angka di komputernya – bahwa asset mereka bertambah – maka asset mereka-pun bertambah !.

Mau lihat buktinya secara nyata ?, perhatikan grafik di bawah yang menunjukkan asset bank sentral Amerika atau yang disebut the Fed. Pada akhir 2008 ketika Amerika berada di puncak krisis finansialnya, tiba-tiba asset the Fed melonjak. Asset ini berupa piutang ke institutsi-institusi keuangan Amerika yang saat itu babak belur dihantam badai krisis. Lantas dari mana the Fed tiba-tiba memiliki kekayaan (uang) begitu banyak untuk aksi penyelamatan tersebut ?, ya itu tadi mencetaknya dari awang-awang ( dalam bahasa inggris sering disebut printing money from thin air) atau bahkan tidak perlu mencetaknya sama-sekali – cukup mengetikkan beberapa digit angka di komputer – lantas pasar menyebutnya dengan nama keren Quantitative Easing.

Cleveland Fed

Source : Cleveland Fed

Bagaimana sih sebenarnya mereka melakukan ini ?. Berikut adalah gambaran sederhananya dari cara kerja mereka.

Baca Selengkapnya »Harga Emas Dan Uang Dari Awang-Awang Bank Sentral

G-20 Memberikan Noise, The Fed Memberikan Signal

Dua pekan lalu saya menulis tentang hasil pertemuan tingkat menteri keuangan dan para gubernur bank sentral negara-negara G-20 yang telah memberikan noise pada pasar emas dunia. Seperti memberikan ‘angin surga’  hasil pertemuan para petinggi otoritas keuangan dunia tersebut sejenak meredam issue currency war yang semakin imminent saat itu.  Sejenak pula harga emas sempat turun karena dunia berharap bahwa currency war tidak terjadi. Namun realita yang terjadi kemudian ternyata sangat berbeda dengan apa yang dijanjikan oleh para petinggi keuangan G-20 tersebut, the Fed-nya Amerika bahkan memberikan signal dan bukan hanya noise – bahwa dideklarasikan ataupun tidak – perang mata uang itu sungguh terjadi.

Tindakan the Fed untuk mencetak uang dari awang-awang dengan bahasa kerennya Quantitative Easing (QE) sampai US$ 600 Milyar yang akan diimplementasikan sampai pertengahan tahun depan – adalah signal bahwa US$ akan terus dibuat melemah dalam waktu yang panjang. Mengapa ini bukan juga noise seperti yang dihasilkan oleh pertemuan petinggi keuangan G-20 ?. Disinilah bedanya.

Ketika para pejabat tinggi Negara-negara G-20 bertemu, mereka akan cenderung saling berkata manis satu sama lain – seolah-olah tidak ada masalah diantara mereka. Hasil pertemuan ha ha hi hi inilah yang kemudian disampaikan ke media bahwa mereka sepakat untuk berbuat ini – itu yang meredam isu perang mata uang misalnya. Media kemudian menyebar luaskan hasil pertemuan tersebut sebagai positif dlsb. Maka pasar-pun sesaat terpengaruh dan berharap banyak bahwa kesepakatan-kesepakatan tersebut benar adanya. Saya katakan sesaat karena setelah mereka tahu realitanya, situasi akan segera berbalik seperti setelah adanya keputusan the Fed tersebut. Karena dampaknya yang sesaat inilah maka hasil pertemuan-pertemuan G-20 tersebut saya kategorikan sebagai noise saja.

Baca Selengkapnya »G-20 Memberikan Noise, The Fed Memberikan Signal

Malcare WordPress Security